Senin, 16 Januari 2012

Tulisanku tentang Fahd

Kalky, barangkali kelak akan ada seseorang yang bertanya padamu, “Apa itu cinta?”—pertanyaan yang mungkin hampir setua usia manusia. Maka katakanlah: Cinta adalah kebebasan. Seperti burung-burung  yang terbang melintasi langit luas, meninggalkan musim-musim kecemasan.

Pejamkanlah matamu, nyalakanlah imajinasimu, lihatlah burung-burung yang terbang dan bermigrasi:Cinta bukan tentang “bebas untuk” tetapi “bebas dari”. Demikianlah burung-burung mencintai langit seperti mereka mencintai kebebasan… bukan tentang bebas untuk terbang ke mana saja, tetapi bebas dari rasa cemas dan penderitaan yang harus mereka tinggalkan.

Kalky, jika cinta adalah kebebasan,  bukan berarti kau bebas untuk melakukan apapun pada kekasihmu, tetapi bebas dari ancaman dan ketakutan untuk memilih siapapun yang ingin kau cintai. Bukan bebas untuk menjadi (si)apapun, tetapi bebas dari tekanan dan rasa cemas untuk menjadi (si)apapun. Bukan bebas untuk menindas dan melemahkan, tetapi bebas dari penindasan dan kelemahan. Bukan bebas untuk melakukan hal-hal di luar batas, tetapi bebas dari kegagalan untuk bertanggung jawab pada batas-batas antara dirimu dan kekasihmu. Ya, bukan bebas untuk melampiaskan nafsu dan memenuhi kepentinganmu sendiri, tetapi bebas dari rasa bersalah karena gagal membanggakan seseorang yang semestinya memang kau bahagiakan.

Maka bukalah matamu, Kalky, tumbuhkanlah sayap-sayap cintamu: Terbanglah melampaui batas-batas cakrawala…

Terus terang ini tulisan Fahd, banyak dari tulisannya menginspirasi hidup aku.Memaknai cinta dari sisi pandang yang lain dari yang aku tau bahwa filosofi cinta itu adalah menyatukan kau, aku menjadi kita.Makna universal yang aku dapatkan dari tulisan Fahd juga bahwa Cinta itu " Meskipun" dan bukan " Karena".
Dan jika aku hanya membaca, memaknai tulisan orang tanpa memberikan pendapat apa yang ada di otakku sebagai hasil pemikiranku sendiri, barangkali tulisanku tak akan pernah berkembang, begitu juga dengan cara pandang aku pada hidup.
Mungkin tak perlu aku ejawantahkan dengan kata kata, tentang teknik, teori, metode yang ku pakai dalam menjalani hidup.
Jika saat ini aku sudah sampai pada fase dimana aku menjalani hidup dengan tenang, tidak serta merta menjadi demikian tanpa aku melewatinya dengan susah payah, jatuh bangun dan gejolak yang kemudian melahirkan pemikiran pemikiran tentang bagaimana seharusnya aku mensikapi hidup.
Ketika ada orang yang mentertawakan kata kata " Biarkan waktu yang menjawabnya" 
Aku memaknai kata kata itu dengan "Waktu adalah ruang yang aku lewati selama aku menjalani proses hidup"
Dan ketika aku fokus pada prosesnya, maka berapa lamapun waktu yang terlewati akan sangat berharga dari semua pencapaian yang aku nikmati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar